Jumat, 06 Januari 2017

Laporan Pembelahan Sel



KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kemudahan bagi sayauntuk dapat menyelesaikan laporan pratikum ini tepat pada waktunya. Laporan  ini merupakan tugas dari mata kuliah Biologi Sel yang mana dengan  ini saya sebagai mahasiswa dapat mengetahui lebih jauh dari materi yang diberikan dosen .
laporan ini  berjudul tentang “Pembelahan Sel”dimana pada laporan ini saya akan membahas tentang pembelahan pada sel hidup dan sel mati.Dengan harapan laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, maka saya sebagai penulis mengucapakan terima kasih kepada semua pihak, dan semua sumber yaitu jurnal dan buku-buku tentang pembelahan sel yang telah membantu menyelesaikan laporan ini.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih. Saran dan kritik yang membangun dengan terbuka saya terima untuk meningkatkan kualitas laporan . Semoga laporan yang saya buat bisa bermanfaat khusus untuk penulis dan umumnya bagi para pembaca.
Sintang, 6 November 2015
                                    Penyusun

                              Rima farida


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Istilah sel pertama kali dipakai oleh Robert Hooke, kirakira 300 tahun yang lalu, untuk ruang-ruang kecil seperti kotak yang dilihatnya pada waktu ia mengamati gabus dan bahan tumbuhan lain di bawah mikroskop. Kemudian, tahun 1839, fisiologiwan Purkinye memperkenalkan istilah protoplasma bagi zat hidup dari sel. Istilah protoplasma Purkinye tidak memberi pengertian kimiawi dan fisik yang jelas, tetapi dapat dipakai untuk menyebut semua zat yang terorganisasi dalam sel.
Dalam tahun yang sama, 1839, seorang botaniwan Matthias Schleiden dan zoologiwan Theodor Schwann dari Jerman, membuktikan bahwa sel hidup berisi cairan sitoplasma untuk segala aktivitas dasar makhluk hidup. Pembuktian ini berkembang menjadi teori sel yang menyatakan bahwa semua tubuh hewan dan tumbuhan terdiri atas sel-sel, yaitu unit dasar dari kehidupan.
Sitologi merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang sel. Sel merupakan unit organisme terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel.
Sel sendiri sebagai dasar menyusun suatu organisme yang terdiri dari inti (nukleus) yang terbungkus oleh membran atau struktur serupa tanpa membran. Tidak ada kehidupan dalam satuan yang lebih kecil dari pada sel. Sel terbentuk hanya dengan pembelahan sel-sel sebelumnya. Sel dicirikan oleh adanya molekul makro khusus, seperti pati dan selulosa, yang terjadi dari ratusan sampai ribuan gula atau molekul lain selain itu sel juga dapat dicirikan oleh adanya molekul makro seperti protein dan asam nukleat baik DNA atau RNA yang tersusun sebagai rantai yang terdiri dari ratusan sampai ribuan molekul.
Sel juga merupakan satuan struktural dan fungsional makhluk hidup dimana keberadaannya sangat berpengaruh terhadap kepribadian dan tingkah laku dari masing-masing makhluk hidup. Sel itu setelah tumbuh dan berdeferensiasi, akan berubah bentuknya sesuai dengan fungsinya, ada yang menjadi epidermis berfungsi untuk melindungi sel-sel sebelah dalamnya ada yang menjadi tempat penyediaan makanan, ada yang berfungsi menjadi tempat persediaan makanan dan lain-lain.
Oleh karena itu sel berperan begitu penting bagi tubuh ini, walaupun strukturnya begitu sangat kecil karena merupakan struktur terkecil dari makhluk hidup. Hanya menggunakan mikroskop sel dapat kita amati. Namun penuh ketelitian dan ketekunan untuk dapat mengamati struktur dari sel tersebut. Ada dua macam bentuk sel yang akan kita amati yaitu, sel mati dan sel hidup. Setiap sel memiliki struktur yang berbeda. Dan untuk lebih jelasnya tentang sel – sel tersebut, dilakukanlah sebuah praktikum untuk mengamati masing – masing sel tersebut.

B.     Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian dari sel hidup dan sel mati ?
2.    Apa perbedaan dari sel hidup dan sel mati ?
3.    Bagaimana struktur sel hidup dan sel mati ?

C.     Manfaat Penelitian
1.      Mahasiswa dapat mengetahui bentuk sel hidup pada daun singkong dan sel mati pada sel gabus singkong
2.      Mahasiswa dapat mengetahui perbedaan sel hidup pada daun singkong dan sel mati pada sel gabus singkong
3.      Mahasiswa dapat mengetahui struktur sel hidup pada daun singkong dan sel mati pada sel gabus singkong


BAB II
KAJIAN  PUSTAKA
Pengertian Sel
Istilah sel pertama kali dipakai oleh Robert Hooke, kirakira 300 tahun yang lalu, untuk ruang-ruang kecil seperti kotak yang dilihatnya pada waktu ia mengamati gabus dan bahan tumbuhan lain di bawah mikroskop. Kemudian, tahun 1839, fisiologiwan Purkinye memperkenalkan istilah protoplasma bagi zat hidup dari sel. Istilah protoplasma Purkinye tidak memberi pengertian kimiawi dan fisik yang jelas, tetapi dapat dipakai untuk menyebut semua zat yang terorganisasi dalam sel.
Dalam tahun yang sama, 1839, seorang botaniwan Matthias Schleiden dan zoologiwan Theodor Schwann dari Jerman, membuktikan bahwa sel hidup berisi cairan sitoplasma untuk segala aktivitas dasar makhluk hidup. Pembuktian ini berkembang menjadi teori sel yang menyatakan bahwa semua tubuh hewan dan tumbuhan terdiri atas sel-sel, yaitu unit dasar dari kehidupan.
"Sel merupakan unit dasar terkecil dari struktur dan fungsi dalam kehidupan organisme atau makhluk hidup."Sel merupakan unit terkecil organisme yang dapat melaksanakan fungsi hidup sendiri dan berreplikasi atau memperbanyak diri. Sel merupakan penyusun tubuh organisme. Berdasarkan jumlah sel yang dimiliki makhluk hidup, organisme dibedakan menjadi dua tingkatan, yaitu organisme unisel dan organisme multisel.
Ada beberapa makhluk hidup yang tubuhnya hanya terdiri atas satu sel. Meskipun hanya terdiri atas satu sel, makhluk hidup tersebut dapat melakukan semua fungsi kehidupan. Organisme ini juga mempunyai ciri-ciri sebagai makhluk hidup, misalnya makan, tumbuh, dan respons terhadap rangsangan. Selain makhluk hidup bersel satu, terdapat banyak makhluk hidup lainnya yang tubuhnya terdiri atas banyak sel. Masing-masing selnya mempunyai bentuk dan fungsi yang berbedabeda. Hal ini menunjukkan bahwa sel merupakan unit dasar struktural dan fungsional dari kehidupan.

Pada organisme unisel, tubuhnya terdiri atas satu sel sehingga seluruh kegiatan hidupnya dilaksanakan oleh sel itu sendiri. Contohnya, Amoeba, Paramecium dan Bakteri. Pada organisme multisel, tubuhnya tersusun atas banyak sel yang memiliki fungsi masing-masing.

Setiap makhluk hidup memiliki bagian-bagian anggota tubuh yang tersusuan dari jutaan sel, dari sel-sel tersebut dapat di bedakan menjadi sel hidup dan sel yang sudah tidak aktif lagi (sel mati).Perbedaan sel hidup dengan sel mati adalah pada struktur dan aktifitas dari masing-masing sel tersebut.
A.   Sel Hidup
adalah sel yang masih menunjukkan aktivitas kehidupan yang ditunjukkan dengan adanya bagian-bagian protoplas dalam sel atau dengan adanya hasil metabolisme yang berupa bahan ergastik. Sel hidup merupakan  sel yang masih memiliki peranan penting dalam metabolisme kehidupan dari mkhluk hidup, hal itu di tandai dengan adanya bagian-bagian protoplas dalam sel atau dengan adanya hasil metabolisme yang berupa bahan ergastik.  Suatu sel dikatakan hidup apabila sel tersebut masih menunjukkan ciri-ciri kehidupan antara lain melakukan aktifitas metabolisme, mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungannya, peka terhadap rangsang, dan ciri hidup lainnya. Suatu sel hidup harus memiliki protoplas, yaitu bagian sel yang ada di bagian dalam dinding sel. Protoplas dibedakan atas komponen protoplasma dan non protoplasma. Komponen protoplasma yaitu terdiri atas membran sel, inti sel, dan sitoplasma (terdiri dari organel-organel hidup). Komponen non protoplasma dapat pula disebut sebagai benda ergastik.
           Benda ergastik adalah bahan non protoplasma, baik organik maupun anorganik, sebagai hasil metabolisme yang berfungsi untuk pertahanan, pemeliharaan struktur sel, dan juga sebagai penyimpanan cadangan makanan, terletak di baigan sitoplasama, dinding sel, maupun di vakuola. Dalam sel benda ergastik dapat berupa karbohidrat (amilum), protein (aleuron dan gluten), lipid (lilin, kutin, dan suberin), dan Kristal (Kristal ca-oksalat dan silika). Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa benda ergastik memiliki banyak fungsi untuk sel, misalnya penyimpanan cadangan makanan, contohnya amilum; pemeliharaan struktur (lilin); dan perlindungan, misalnya adanya Kristal ca oksalat dalam suatu jaringan tumbuhan dapat menyebabkan reaksi alergi bagi hewan yang memakannya.Sel hidup terbagi menjadi 2 bagian yaitu sel pada tumbuhan dan sel pada hewan
a.    Sel Pada Tumbuhan
                        merupakan  bagian terkecil dari setiap organ tumbuhan. Sel tumbuhan adalah penggerak dari suatu tumbuhan itu sendiri. Sel tumbuhan cukup berbeda dengan sel organisme eukariotik lainnya. Sel-sel tumbuhan dewasa berbeda satu dengan yang lain dalam ukuran, bentuk, struktur dan fungsinya. Bagian - bagian Sel Tumbuhan :
            Dinding sel,
                        hanya ditemukan pada sel tumbuhan, sehingga sel tumbuhan bersifat kokoh dan kaku atau tidak lentur seperti sel hewan. Dinding Sel berfungsi untuk melindungi, mempertahankan bentuknya serta mencegah kehilangan air secara berlebihan. Dinding sel memiliki struktur yang kompleks dengan memiliki tiga bagian fundamental yang dapat dibedakan yaitu :
Vakuola
merupakanorganela bermembran dan berisi cairan.Padas el parenkim dan kolenkim dewasa memiliki vakuola yang diliputi membran tonoplas. Cairan vakuola berupa getah sel, yaitu larutan pekat garam mineral, asam organic, O2, CO2, pigmen, dan sisa-sisa metabolisme.
  Fungsi dari vakuola adalah Tempat penimbunan zat makanan berupa sukrosa, garam mineral, dan inulin.
Plastida
adalah organel bermembran rangkap dengan bentuk dan fungsi yang bermacam-macam. Plastida sangat bervariasi ukuran dan bentuknya, pada sel-sel tumbuhan berbunga biasanya berbentuk piringan kecil bikonveks. Beberapa platida yang penting adalah
1.      Leukoplast (tidak berwarna) : biasanya lazim terdapat dalam sel sel yang tidak terkena cahaya matahari. Fungsinya adalah sebagai pusat sintesis dan penyimpanan makanan cadangan seperti pati.
2.      Kloroplast yang mengandung klorofil yaitu suatu campuran pigmen yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Fungsinya adalah menangkap energi cahaya yang diperlukan untuk proses potosintesis.
3.      Kromoplast yang mengandung pigmen-pigmen lain yang menentukan timbulnya warna merah, jingga dan kuning pada bagian-bagian tumbuhan. Fungsinya masih belum jelas, tetapi berhubungan dengan kemasakan buah dari mulai hijau sampai dengan berwarna merah berhubungan dengan penurunan dan peningkatan jumlah kromoplast.

                  Plasmodesmata
adalah benang-benang protoplasmik halus yang terletak pada tempat-tempat tertentu pada dinding sel primer (yaitu pada noktah yang berupa bagian dinding sel yang tidak mengalami penebalan). Plasmodesmata berfungsi untuk memudahkan proses transportasi bahan-bahan dari sebuah sel ke sel berikutnya tanpa harus melalui selaput-selaput hidup.

Membran sel
 merupakan bagian sel yang paling luar yang membatasi isi sel dan sekitarnya. Membran ini tersusun dari dua lapisan yang terdiri dari fosfolipid (50%) dan protein/lipoprotein (50%). Membran plasma bersifat semipermeabel atau selektif permeabel yang berfungsi mengatur gerakan materi atau transportasi zat-zat terlarut masuk dan keluar dari sel.

Nukleus
adalah inti sel yang memiliki membran inti dengan susunan molekul sama dengan membran sel yaitu berupa lipoprotein. Fungsi utama nukleus adalah sebagai pusat yang mengontrol kegiatan sel dan mengandung bahan-bahan yang menentukan sifat-sifat turun-temurun suatu organisme. Didalam inti sel tersusun atas tiga komponen yaitu
1. Nukleoulus (anak inti) yang berfungsi untuk menyintesis berbagai macam molekul RNA (asam ribonukleat) yang digunakan dalam perakitan ribosom.
2. Nukleoplasma (cairan inti) merupakan cairan yang tersusun dari protein. Butiran kromatin yang terdapat pada nukleoplasma, yang dapat menebal menjadi struktur seperti benang yaitu kromosom yang mengandung DNA (asam deoksiribonukleat) yang berfungsi menyampaikan informasi genetik melalui sintesa protein.

Sitoplasma
merupakan cairan yang terdapat di dalam sel, kecuali di dalam inti sel dan organel sel. Sitoplasma bersifat koloid yaitu tidak padat dan tidak cair. Sitoplasma terikat pada permukaan luarnya oleh sebuah selaput yang disebut plasmolema (selaput plasma) dan pada permukaan dalamnya, yang berbatasan dengan vaakuola sentral, oleh selaput lain yang disebut tonoplas (selaput vakuola). Plasmolema dan tonoplas sangat penting dalam fisiologi sel-sel karena sebagian besar mengontrol pertukaran bahan antara sitoplasma dan ruang diluar sitoplasma dan di dalam vakuola.

Retikulum endoplasma
merupakan perluasan membran yang saling berhubungan yang membentuk saluran pipih atau lubang seperti tabung di dalam sitoplasma. Dalam pengamatan mikroskop, retikulum endoplasma nampak seperti saluran berkelok-kelok dan jala yang berongga-rongga yang berfungsi membantu gerakan subsatansi-subsatansi dari satu bagian sel ke bagian sel lainnya. Dalam sel terdapat dua tipe retikulum endoplasma (RE) yaitu Retikulum Endoplasma Kasar (REK) yang diselubungi oleh Ribosom dan Retikulum Endoplasma Halus (REH) memiliki enzim-enzim pada permukaannya yang berfungsi untuk sintesis lipid, glikogen dan persenyawaan steroid seperti kolesterol, gliserida dan hormon.

Badan Golgi
adalah sekelompok kantong (vesikula) pipih yang dikelilingi membran. Badan golgi pada sel tumbuhan biasa disebut diktiosom yang dibangun oleh membran yang berbentuk sisterna, tubulus dan vesikula. Fungsi badan golgi dalam sel yaitu :
1.      Membentuk kantong-kantong (vesikula) yang bersisi enzim-enzim dan bahan lain untuk sekresi, terutama pada sel-sel kelenjar.
2.      Membentuk membran plasma
3.      Membentuk dinding sel
4.      Membentuk akrosom pada sel spermatozoa yang berisis enzim untuk memecah dinding sel telur dan pembentukan lisosom.

Mitokondria
adalah organel sel penghasil energi sel. Mitokondria berfungsi  menyintesis protein sendiri karena memiliki DNA, RNA dan Ribosom. Mitokondria mempunyai dua lapisan membran, yaitu membran luar memiliki permukaan halus dan membran dalam berlekuk-lekuk yang disebut kista. Pada pembelahan sel, semua kitokondria membelah diri, setenganhnya menuju ke sel anak yang satu dan setengahnya ke sela anak yang lain. Mitokondria mengandung enzim-enzim untuk fosforilasi oksidatif dan sistem transpor electron. Pada bagian membran dalam dihasilkan enzim pembuatn ATP dan protein yang diperlukan untuk pernafasan antar sel. Membran dalam mitokondria terbagi menjadi dua ruang yaitu :
1.Ruang intermembran yaitu ruangan diantara membran luar dan membran   dalam.
2.Matriks mitokondria merupakan ruangan yang diselubungi oleh membran dalam yang mengandung enzim untuk siklus Krebs dan oksidasi asam lemak.
Peroksisom dan glioksisom.
Peroksisom adalah kantong-kantong yang memiliki membran tunggal. Peroksisom berisi berbagai enzim dan yang paling khas adalah enzim katalase. Fungsi enzim tersebut adalah mengkatalisis perombakan hydrogen peroksida (H2O2). Senyawa tersebut merupakan produk metabolisme sel yang berpotensi membahayakan sel. Peroksisom juga berperan dalam perubahan lemak menjadi karbohidrat. Glioksisom hanya terdapat pada sel tumbuhan mislnya pada lapisan aleuron biji padi-padian . aleuron merupakan bentuk dari protein atau kristal yang terdapat dlam vakuola. Glioksisom sering ditemukan pada jaringan penyimpan lemak dari biji yang berkecambah. Gioksisom berisi enzim pengubah lemak menjadi gula. Proses perubahan tersebut menghasilkan energi yang diperlukan dalam perkecambahan.

1.      Tipe Sel Tumbuhan
Sel Parenkim memiliki fungsi untuk menyokong berdirinya tumbuhan, sebagai dasar bagi semua struktur dan fungsi tumbuhan. Sel parenkim memiliki dinding primer yang tipis, dan sitoplasma yang sangat fungsional. Sel ini hidup saat dewasa, dan bertanggung jawab terhadap fungsi biokimia.
Sel kolenkim adalah jaringan hidup, erat hubungannya dengan parenkim, dan terspesialisasi sebagai penyokong dalam organ yang muda yangtersusun sebagai berkas atau silinder dekat permukaan korteks pada batang dan tangkai daun serta sepanjang tulang daun besar pada helai daun. Kolenkim jarang ditemukan pada akar. Bentuk sel berkisar antara bentuk prisma hingga bentuk memanjang. Dinding tidak menebal secara merata dan itu merupakan ciri khasnya. Sel-sel parenkim tidak memiliki dinding sekunder dan lignin.
Sel sklerenkim berfungsi membentuk kumpulan sel yang berkesinambungan atau berupa berkas yang ramping. Sklerenkim dapat berkembang dalam tubuh tumbuhan primer ataupun sekunder. Dindingnya tebal, sekunder dan sering berlignin, dan pada saat dewasa protoplasnya bisa hilang. Jaringan sklerenkim juga termasuk tipe jaringan permanen sederhana. Ada dua tipe sel pada jaringan ini, yaitu, serabut dan sklereida.

2.      Ciri – Ciri Sel Tumbuhan :
1.  Memiliki dinding sel dan membran sel.
2.  Umumnya memiliki plastid.
3.  Tidak memiliki lisosom.
4.  Tidak memiliki sentrosom.
5.  Timbunan zat berupa pati.
6.  Bentuk tetap.
7.  Memiliki vakuola ukuran besar dan banyak.
b.      Sel Pada Hewan
Sel hewan adalah nama umum untuk sel eukariotik yang menyusun jaringan hewan. Sel hewan berbeda dari sel tumbuhan, karena mereka tidak memiliki dinding sel, dan kloroplas, dan biasanya mereka memiliki vakuola yang lebih kecil, bahkan tidak ada. Karena tidak memiliki dinding sel yang keras, sel hewan bervariasi bentuknya. Sel manusia adalah salah satu jenis sel hewan.

Bagain-Bagian Sel Hewan Dan Fungsinya yaitu : 
1. Membran Sel Berfungsi untuk mengatur pertukaran zat, sebagai pelindung, tempat menerima rangsang.
2.   Nukleus Berfungsi sebagai tempat pengendalian aktivitas sel, tempat AND yang berfungsi sebagai faktor keturunan.
3.  Retikulum Endoplasma Berfungsi sebagai sintetis dan transportasi berbagai macam zat kimia.
4.  Kompleks Golgi Berfungsi untuk merakit mikro molekul yang kaya karbohidrat.
5.  Ribosom Berfungsi sebagai tempat berlangsungnya sintesa protein.
6. Mitokondria Berfungsi sebagai tempat respirasi aerob.
7.  Lisosom Berfungsi sebagai tempat mencerna bahan-bahan dari luar sel dan bahan yang tidak dipakai dari dalam sel.
8.  Badan Mikro Berfungsi mengandung enzim katalase dan oksidasi disebut perolisisum, yang mengandung enzim untuk daun asam glioksiat disebut pada tumbuhan.
9.  Sentrosom Berfungsi sebagai peran dalam pembelahan sel yaitu pada pergerakan kromatin.
10 .Sentriol Berfungsi untuk mengontrol pembentukan benang-benang gelondong selama pembelahan sel.

Ciri – Ciri Sel Hewan :
1.    Tidak memiliki dinding sel
2.    Tidak memiliki plastid
3.    Memiliki lisosom
4.    Memiliki sentrosom
5.    Timbunan zat berupa lemak dan glikogen
6.    Bentuk tidak tetap
7.    Pada hewan tertentu memiliki vakuola, ukuran kecil, sedikit.

B.     SEL MATI
adalah sel yang sudah tidak memiliki peranan dalam proses kelangsungan kehidupan dan hanya berupa dinding sel. Pada sel mati tidak dijumpai adanya organel-organel, di dalam sel hanya berupa ruangan kosong saja. Sel mati sendiri asalnya dari sel hidup. Sel menjadi mati disebabkan karena berbagai faktor.
        Tentunya, antarasel hidup dan sel mati mempunyai perbedaan dalam hal strukturnya. Contoh dari sel mati adalah sel gabus yang bisa kita temukan pada batang ubi kayu. Di dalam sel gabus, tidak lagi terdapat bagian atau komponen sel yang dapat mendukung kehidupan sel. Hal ini tentunya berbeda dengan sel epidermis bawang merah (Allium Cepa) atau sel epidermis daun Canna sp. dan sel daun Hydrilla verticillata, yang merupakan sel hidup. Dalam sel daun Hydrilla verticillata dapat kita temukan aliran sitoplasma secara rotasi dan sirkulasi yang menunjukkan aktivitas sel hidup. Antara sel hewan dan sel tumbuhan juga terdapat perbedaan strukturnya. Ada bagian yang dimiliki sel hewan namun tidak demikian dimiliki sel tumbuhan, begitu juga sebaliknya. Untuk mendukung hal ini, dapat dilakukan pengamatan mikroskopis sel epidermis A. Cepa dan sel epitel pipi untuk mengetahui struktur luar maupun struktur dalam sel.

1.    Struktur sel hidup adalah ruang sel yang berisi nukleus, sitoplasma, dan antar selnya  dibatasi oleh dinding sel. 
2.    Struktur sel mati adalah ruang sel yang di dalamnya kosong karena organ-organ selnya telah mati dan mempunyai dinding sel untuk membatasi sel satu dengan sel yang lainnya.

Teknik Aging (uji)
       Pada saat pratikum kami menggunakan bahan pewarna sebagai penanda dalam pratikum kami. Kami menggunakan blau dan betadin sebagai bahan pewarna tersebut. Blau kami gunakan pada saat kami mengamati sel hidup daun singkong muda sedangkan betadin kami gunakan untuk mengamti sel mati gabus singkong.
1.      Pengertian Betadin
Betadine adalah nama dari sebuah antiseptik yang tersedia bebas yang digunakan untuk mengobati luka kecil pada mamalia. Betadine juga digunakan untuk mempersiapkan kulit sebelum operasi, karena merupakan mikrobisida topikal kuat berspektrum luas yang mengandung 10% povidon-iodin. Betadine adalah suatu zat kimia (povidon iodin) yang mempunyai sifat antiseptik (membunuh kuman) baik bakteri gram positif maupun negatif.Betadine digunakan dalam pengaturan rumah sakit sebagai bagian dari rejimen untuk Post-exposure prophylaxis (PEP). Betadine dapat digunakan secara topikal untuk infeksi permukaan rektum manusia (Drs.Yani,2011).


2.      Pengertian Blau
Blau punya masa kejayaan di komplementer industri sandang, untuk memenuhi kebutuhan manusia akan penampilan dan kebersihan. Sebelum akhirnya datanglah produk sejenisBayclin (pemutih) untuk memutihkan seragamputihyang warnanya mulai memudar dan juga produk sabun cuci lainnya yang lebih mengekspos hasil putih yang lebih cemerlang, tentusangat kontra dengan khasiat blau untuk membuat seragamputihlebih cerah dengan menutup warna putihnya. Saat ini blau masih beredar dengan beberapa merek dari industri rumahan di Jawa. Blau sudah jarangdigunakan, kalau boleh dikatakan tidak ada lagi yang berminat menggunakannya di perkotaan, mungkin hanya ibu-ibu di perdesaan yang masih setia menggunakannya. Namun demikian masih ada sejumlah toko dan kios yang masih memperdagangkannya, mungkin hingga menunggu saat blau menghilang dari rak-rak toko dan kios (Didik, 2008).









BAB III
METODOLOGI PENULISAN
A.    Waktu Dan Tempat
a.       Waktu
Paratikum ini dilakukan pada:
Hari      : Jumat
Tanggal : 30 Oktober 2015-11-04
Jam       : 09.45- 12.00 WIB
b.      Tempat
Pratikum ini dilakukan di laboratorium UNKA Sintang

B.     Alat  Dan Bahan Pratikum
a.       Alat :
1.    Mikroskop
2.    Gelas Reaksi
3.    Batang Pengaduk
4.    Pentridish
5.    Pipet Tetes
6.    Gelas Ukur 25 Ml
7.    Pisau Mini / Scaple
8.    Tisue
9.    Kaca Preparat
10. Kaca Kecil / Cover Glass

b.      Bahan:
1.    Air
2.    Blue
3.    Betadine
4.    Daun singkong

C.     Cara Kerja
a.       PengamatanSelHidup

1.      Persiapkan alat dan bahan pratikum terlebih dahulu
2.      Ambildaunsingkongmudaatau bagian pucuknya lalusayat tipis bagianbawahdaunmenggunakanscapele.
3.      Letakansayatandaun (sempel) tersebutpadakacapenampang
4.      Kemudian masukanYodium dan bluesatusendok, dan air 5 ml, setelahitubahantersebutdimasukkankedalamtabungreaksikemudianlarutan tersebut di aduksampaihomogen.
5.      Setelahitudaunsingkong yang telah siapkan  di iris tipis sampaikecilmenggunakanscaplekemudian di letakkan di ataskacapreparat.
6.      SebelumditutupdenganOver glass, sampeldaunsingkongterlebihdahulu di teteskandenganbahan yang sudah di homogenkandansetelahitubaruditutupdengan over glass.
7.      Letakkanpadamejabendamikroskop, setelahituamatidenganmenggunakanmikroskop.
8.      Kemudian Nampak selnya di lihatmelaluilensaokuler, setelahitu di foto dan beri keterangan pada sel yang kita amati


b.      PengamatanSelMati
1.      Persiapkan alat dan bahan pratikum terlebih dahulu
2.      Sayatlah gabus dari singkong dengan mengguakan silet. Ambil bagian yang paling tipis yang berwarna putih berada ditengah tengah dengan menggunakan pinset.
3.      Kemudian letakkan pada kaper gelas dan tetesi dengan betadine dengan menggunakan pipet tetes.
4.      Tutuplah secara hati-hati kaper gelas dengan kaca preparat, pastikan tidak ada gelembung pada gabus singkong yang telah di tutup oleh kaca preparat.
5.      Pasanglah preparat tersebut pada meja benda mikroskop.
6.      Kemudian amati dengan perbesaran kecil kemudian perbesaran besar.
7.      Setelah itu foto hasilnya dan berilah keterangan pada bagian-bagian sel yang diamati.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.      HASIL
1.    Sel Hidup

2.      Sel Mati


B.     PEMBAHASAN
1.         Sel Hidup
Berdasarkan hasil pengamatan kami tentang sel hidup yaitu pada daun singkong muda yang telah kami iris atau potong kecil dengan menggunakan scapell kemudian sempel atau daun singkong tersebut kami campurkan dengan menggunakan larutan yang sudah kami homogenkan yaitu blau dengan menggunakan pipet tetes  kemudian daun singkong tersebut kami masukan kedalam kaca prevarat dan kami lapisi dengan menggunakan over glass setelah itu baru kami masukan ke mikroskop dan kami teliti teryata selhidup yang ada pada daun singkong memiliki filamen dan sekat yang menghubungkan filamen filamen yang ada dan juga terdapat vakuola. setalah terlihat hasilnya atau sel pada bahan yang kami uji kemudian kami foto sel yang nampak tersebut hasilnya bisa kita lihat pada gambar yang ada diatas.

2.    Sel Mati
Berdasarkan hasil pengamatan kami yaitu tentang sel mati kami menggunakan batang singkong setelah itu kami menggambil sel gabus yang ada pada batang singkong tersebut kami iris tipis dengan menggunakan scempel yang telah kami siapkan kemudian kami simpan kedalam kaca prevarat setelah kami teteskan dengan menggunakan betadine setelah itu kami tutup sel gabus singkong tersebut dengan menggunakan over glass dan kami masukan bahan yang akan kami uji tersebut yaitu sel gabus kedalam mikroskop teryata setelah diteliti sel gabus tersebut berbentuk segi enam atau segi lima dan bewarna kecoklatan bentuk sel gabus tersebut pun seperti gelembung gelembung. Dan teryata setelah kami teliti letak antara selnya sangat rapat, sel gabus tidak memiliki isi jadi, pada sel gabus singkong tidak memiliki isi tetapi memiliki dinding sel oleh sebab itu sel gabus singkong dikatakan sel mati.





BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat kami simpulkan teryata sel hidup dan sel mati memiliki struktur dan bentuk yang berbeda. Didalam sel hidup teryata terdapat filamen filamen yang banyak dan vakuola serta sekat yang menghubungkan antara filamen yang satu dengan filasmen yang lainnya. Sedangkan sel mati yang kami amati yaitu pada sel gabus teryata sel mati tersebut hanya memiliki dinding sel yang ada tetapi didalam sel gabus tersebut tidak memiliki isi. Oleh sebab itu, sel gabus ini dikatakan sel mati.

B.     Saran

 Semoga dengan adanya pratikum yang telah kita lakukan ini, diharapkan kepada mahasiswa untuk bisa menjaga dan mengenal alat-alat yang ada dilaboratorium, serta kita harus memperhatikan alat dan bahan yang akan kita uji cobakan atau untuk kita melakukan praktek, karena bahan dan alat  harus dalam keaadaan yang seteril atau bersih, agar tidak terkontaminasi dengan bahan-bahan lain yang berbahaya. Jadi sebelum kita melakukan pratikum kita harus tau alat dan bahan yang akan kita gunakan, agar pratikumnya berjalan dengan lancar dan mendapatkan hasil yang baik. Dalam melakukan penelitian kita juga harus teliti agar hasil yang kita dapatkan akurat, dan kita tidak perlu mengulang pratikum kembali.


DAFTAR PUSTAKA

.      Campbell, Reece – Mitchell. 2002. Biologi. Erlangga : Jakarta
Sutrian, Yayan. 1992. Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan. Tentang Sel &
Jaringan. Rineka Cipta : Jakarta


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar