KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kemudahan
bagi sayauntuk dapat menyelesaikan laporan pratikum ini tepat pada waktunya.
Laporan ini merupakan tugas dari mata
kuliah Biologi Sel yang mana dengan ini
saya sebagai mahasiswa dapat mengetahui lebih jauh dari materi yang diberikan
dosen .
laporan
ini berjudul tentang “Pembelahan Sel”dimana pada laporan ini
saya akan membahas tentang pembelahan pada sel hidup dan sel mati.Dengan
harapan laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, maka saya sebagai
penulis mengucapakan terima kasih kepada semua pihak, dan semua sumber yaitu jurnal
dan buku-buku tentang pembelahan sel yang telah membantu menyelesaikan laporan ini.
Akhir
kata saya ucapkan terima kasih. Saran dan kritik yang membangun dengan terbuka
saya terima untuk meningkatkan kualitas laporan . Semoga laporan yang saya buat
bisa bermanfaat khusus untuk penulis dan umumnya bagi para pembaca.
Sintang, 6 November 2015
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Istilah sel
pertama kali dipakai oleh Robert Hooke, kirakira 300 tahun yang lalu, untuk
ruang-ruang kecil seperti kotak yang dilihatnya pada waktu ia mengamati gabus
dan bahan tumbuhan lain di bawah mikroskop. Kemudian, tahun 1839, fisiologiwan
Purkinye memperkenalkan istilah protoplasma bagi zat hidup dari sel. Istilah
protoplasma Purkinye tidak memberi pengertian kimiawi dan fisik yang jelas,
tetapi dapat dipakai untuk menyebut semua zat yang terorganisasi dalam sel.
Dalam tahun
yang sama, 1839, seorang botaniwan Matthias Schleiden dan zoologiwan Theodor
Schwann dari Jerman, membuktikan bahwa sel hidup berisi cairan sitoplasma untuk
segala aktivitas dasar makhluk hidup. Pembuktian ini berkembang menjadi teori
sel yang menyatakan bahwa semua tubuh hewan dan tumbuhan terdiri atas sel-sel,
yaitu unit dasar dari kehidupan.
Sitologi
merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang sel. Sel merupakan unit
organisme terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua
fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel.
Sel sendiri
sebagai dasar menyusun suatu organisme yang terdiri dari inti (nukleus) yang
terbungkus oleh membran atau struktur serupa tanpa membran. Tidak ada kehidupan
dalam satuan yang lebih kecil dari pada sel. Sel terbentuk hanya dengan
pembelahan sel-sel sebelumnya. Sel dicirikan oleh adanya molekul makro khusus,
seperti pati dan selulosa, yang terjadi dari ratusan sampai ribuan gula atau
molekul lain selain itu sel juga dapat dicirikan oleh adanya molekul makro
seperti protein dan asam nukleat baik DNA atau RNA yang tersusun sebagai rantai
yang terdiri dari ratusan sampai ribuan molekul.
Sel
juga merupakan satuan struktural dan fungsional makhluk hidup dimana
keberadaannya sangat berpengaruh terhadap kepribadian dan tingkah laku dari
masing-masing makhluk hidup. Sel itu setelah tumbuh dan berdeferensiasi, akan
berubah bentuknya sesuai dengan fungsinya, ada yang menjadi epidermis berfungsi
untuk melindungi sel-sel sebelah dalamnya ada yang menjadi tempat penyediaan
makanan, ada yang berfungsi menjadi tempat persediaan makanan dan lain-lain.
Oleh karena itu sel berperan begitu
penting bagi tubuh ini, walaupun strukturnya begitu sangat kecil karena
merupakan struktur terkecil dari makhluk hidup. Hanya menggunakan mikroskop sel
dapat kita amati. Namun penuh ketelitian dan ketekunan untuk dapat mengamati
struktur dari sel tersebut. Ada dua macam bentuk sel yang akan kita amati
yaitu, sel mati dan sel hidup. Setiap sel memiliki struktur yang berbeda. Dan
untuk lebih jelasnya tentang sel – sel tersebut, dilakukanlah sebuah praktikum
untuk mengamati masing – masing sel tersebut.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian dari sel hidup dan sel mati ?
2. Apa
perbedaan dari sel hidup dan sel mati ?
3. Bagaimana
struktur sel hidup dan sel mati ?
C. Manfaat
Penelitian
1. Mahasiswa
dapat mengetahui bentuk sel hidup pada daun singkong dan sel mati pada sel
gabus singkong
2. Mahasiswa
dapat mengetahui perbedaan sel hidup pada daun singkong dan sel mati pada sel
gabus singkong
3. Mahasiswa
dapat mengetahui struktur sel hidup pada daun singkong dan sel mati pada sel
gabus singkong
BAB
II
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Sel
Istilah sel pertama kali dipakai
oleh Robert Hooke, kirakira 300 tahun yang lalu, untuk ruang-ruang kecil
seperti kotak yang dilihatnya pada waktu ia mengamati gabus dan bahan tumbuhan
lain di bawah mikroskop. Kemudian, tahun 1839, fisiologiwan Purkinye
memperkenalkan istilah protoplasma bagi zat hidup dari sel. Istilah protoplasma
Purkinye tidak memberi pengertian kimiawi dan fisik yang jelas, tetapi dapat
dipakai untuk menyebut semua zat yang terorganisasi dalam sel.
Dalam tahun yang sama, 1839, seorang
botaniwan Matthias Schleiden dan zoologiwan Theodor Schwann dari Jerman,
membuktikan bahwa sel hidup berisi cairan sitoplasma untuk segala aktivitas
dasar makhluk hidup. Pembuktian ini berkembang menjadi teori sel yang
menyatakan bahwa semua tubuh hewan dan tumbuhan terdiri atas sel-sel, yaitu
unit dasar dari kehidupan.
"Sel merupakan unit dasar
terkecil dari struktur dan fungsi dalam kehidupan organisme atau makhluk
hidup."Sel merupakan unit terkecil organisme yang dapat melaksanakan
fungsi hidup sendiri dan berreplikasi atau memperbanyak diri. Sel merupakan
penyusun tubuh organisme. Berdasarkan jumlah sel yang dimiliki makhluk hidup,
organisme dibedakan menjadi dua tingkatan, yaitu organisme unisel dan organisme
multisel.
Ada beberapa makhluk hidup yang
tubuhnya hanya terdiri atas satu sel. Meskipun hanya terdiri atas satu sel,
makhluk hidup tersebut dapat melakukan semua fungsi kehidupan. Organisme ini
juga mempunyai ciri-ciri sebagai makhluk hidup, misalnya makan, tumbuh, dan
respons terhadap rangsangan. Selain makhluk hidup bersel satu, terdapat banyak
makhluk hidup lainnya yang tubuhnya terdiri atas banyak sel. Masing-masing
selnya mempunyai bentuk dan fungsi yang berbedabeda. Hal ini menunjukkan bahwa
sel merupakan unit dasar struktural dan fungsional dari kehidupan.
Pada organisme unisel, tubuhnya terdiri atas satu sel
sehingga seluruh kegiatan hidupnya dilaksanakan oleh sel itu sendiri.
Contohnya, Amoeba, Paramecium dan Bakteri. Pada organisme multisel, tubuhnya
tersusun atas banyak sel yang memiliki fungsi masing-masing.
Setiap
makhluk hidup memiliki bagian-bagian anggota tubuh yang tersusuan dari jutaan
sel, dari sel-sel tersebut dapat di bedakan menjadi sel hidup dan sel yang
sudah tidak aktif lagi (sel mati).Perbedaan sel hidup dengan sel mati adalah
pada struktur dan aktifitas dari masing-masing sel tersebut.
A. Sel
Hidup
adalah sel
yang masih menunjukkan aktivitas kehidupan yang ditunjukkan dengan adanya
bagian-bagian protoplas dalam sel atau dengan adanya hasil metabolisme yang
berupa bahan ergastik. Sel hidup merupakan sel
yang masih memiliki peranan penting dalam metabolisme kehidupan dari mkhluk
hidup, hal itu di tandai dengan adanya bagian-bagian protoplas dalam sel atau
dengan adanya hasil metabolisme yang berupa bahan ergastik. Suatu sel
dikatakan hidup apabila sel tersebut masih menunjukkan ciri-ciri kehidupan
antara lain melakukan aktifitas metabolisme, mampu beradaptasi dengan perubahan
lingkungannya, peka terhadap rangsang, dan ciri hidup lainnya. Suatu sel hidup
harus memiliki protoplas, yaitu bagian sel yang ada di bagian dalam dinding
sel. Protoplas dibedakan atas komponen protoplasma dan non protoplasma.
Komponen protoplasma yaitu terdiri atas membran sel, inti sel, dan sitoplasma
(terdiri dari organel-organel hidup). Komponen non protoplasma dapat pula
disebut sebagai benda ergastik.
Benda ergastik adalah bahan non protoplasma, baik organik maupun anorganik, sebagai hasil metabolisme yang berfungsi untuk pertahanan, pemeliharaan struktur sel, dan juga sebagai penyimpanan cadangan makanan, terletak di baigan sitoplasama, dinding sel, maupun di vakuola. Dalam sel benda ergastik dapat berupa karbohidrat (amilum), protein (aleuron dan gluten), lipid (lilin, kutin, dan suberin), dan Kristal (Kristal ca-oksalat dan silika). Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa benda ergastik memiliki banyak fungsi untuk sel, misalnya penyimpanan cadangan makanan, contohnya amilum; pemeliharaan struktur (lilin); dan perlindungan, misalnya adanya Kristal ca oksalat dalam suatu jaringan tumbuhan dapat menyebabkan reaksi alergi bagi hewan yang memakannya.Sel hidup terbagi menjadi 2 bagian yaitu sel pada tumbuhan dan sel pada hewan
Benda ergastik adalah bahan non protoplasma, baik organik maupun anorganik, sebagai hasil metabolisme yang berfungsi untuk pertahanan, pemeliharaan struktur sel, dan juga sebagai penyimpanan cadangan makanan, terletak di baigan sitoplasama, dinding sel, maupun di vakuola. Dalam sel benda ergastik dapat berupa karbohidrat (amilum), protein (aleuron dan gluten), lipid (lilin, kutin, dan suberin), dan Kristal (Kristal ca-oksalat dan silika). Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa benda ergastik memiliki banyak fungsi untuk sel, misalnya penyimpanan cadangan makanan, contohnya amilum; pemeliharaan struktur (lilin); dan perlindungan, misalnya adanya Kristal ca oksalat dalam suatu jaringan tumbuhan dapat menyebabkan reaksi alergi bagi hewan yang memakannya.Sel hidup terbagi menjadi 2 bagian yaitu sel pada tumbuhan dan sel pada hewan
a.
Sel Pada Tumbuhan
merupakan
bagian terkecil dari setiap organ tumbuhan. Sel tumbuhan adalah penggerak
dari suatu tumbuhan itu sendiri. Sel tumbuhan cukup berbeda dengan sel
organisme eukariotik lainnya. Sel-sel tumbuhan dewasa berbeda satu dengan yang
lain dalam ukuran, bentuk, struktur dan fungsinya. Bagian - bagian Sel Tumbuhan
:
Dinding sel,
hanya
ditemukan pada sel tumbuhan, sehingga sel tumbuhan bersifat kokoh dan kaku atau
tidak lentur seperti sel hewan. Dinding Sel berfungsi untuk melindungi,
mempertahankan bentuknya serta mencegah kehilangan air secara berlebihan.
Dinding sel memiliki struktur yang kompleks dengan memiliki tiga bagian
fundamental yang dapat dibedakan yaitu :
Vakuola
merupakanorganela bermembran dan berisi cairan.Padas el parenkim dan
kolenkim dewasa memiliki vakuola yang diliputi membran tonoplas. Cairan vakuola
berupa getah sel, yaitu larutan pekat garam mineral, asam organic, O2,
CO2, pigmen, dan sisa-sisa metabolisme.
Fungsi dari vakuola adalah Tempat
penimbunan zat makanan berupa sukrosa, garam mineral, dan inulin.
Plastida
adalah organel bermembran rangkap dengan bentuk dan fungsi yang
bermacam-macam. Plastida sangat bervariasi ukuran dan bentuknya, pada sel-sel tumbuhan
berbunga biasanya berbentuk piringan kecil bikonveks. Beberapa platida yang
penting adalah
1.
Leukoplast (tidak berwarna) : biasanya lazim terdapat
dalam sel sel yang tidak terkena cahaya matahari. Fungsinya adalah sebagai
pusat sintesis dan penyimpanan makanan cadangan seperti pati.
2.
Kloroplast yang mengandung klorofil yaitu suatu
campuran pigmen yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Fungsinya adalah
menangkap energi cahaya yang diperlukan untuk proses potosintesis.
3.
Kromoplast yang mengandung pigmen-pigmen lain yang
menentukan timbulnya warna merah, jingga dan kuning pada bagian-bagian
tumbuhan. Fungsinya masih belum jelas, tetapi berhubungan dengan kemasakan buah
dari mulai hijau sampai dengan berwarna merah berhubungan dengan penurunan dan
peningkatan jumlah kromoplast.
Plasmodesmata
adalah benang-benang protoplasmik halus yang terletak pada tempat-tempat
tertentu pada dinding sel primer (yaitu pada noktah yang berupa bagian dinding
sel yang tidak mengalami penebalan). Plasmodesmata berfungsi untuk memudahkan
proses transportasi bahan-bahan dari sebuah sel ke sel berikutnya tanpa harus
melalui selaput-selaput hidup.
Membran sel
merupakan bagian sel yang paling
luar yang membatasi isi sel dan sekitarnya. Membran ini tersusun dari dua
lapisan yang terdiri dari fosfolipid (50%) dan protein/lipoprotein (50%).
Membran plasma bersifat semipermeabel atau selektif permeabel yang berfungsi
mengatur gerakan materi atau transportasi zat-zat terlarut masuk dan keluar
dari sel.
Nukleus
adalah inti sel yang memiliki membran inti dengan susunan molekul sama
dengan membran sel yaitu berupa lipoprotein. Fungsi utama nukleus adalah
sebagai pusat yang mengontrol kegiatan sel dan mengandung bahan-bahan yang
menentukan sifat-sifat turun-temurun suatu organisme. Didalam inti sel tersusun
atas tiga komponen yaitu
1. Nukleoulus
(anak inti) yang berfungsi untuk menyintesis berbagai macam molekul RNA (asam
ribonukleat) yang digunakan dalam perakitan ribosom.
2. Nukleoplasma
(cairan inti) merupakan cairan yang tersusun dari protein. Butiran kromatin
yang terdapat pada nukleoplasma, yang dapat menebal menjadi struktur seperti
benang yaitu kromosom yang mengandung DNA (asam deoksiribonukleat) yang
berfungsi menyampaikan informasi genetik melalui sintesa protein.
Sitoplasma
merupakan cairan yang terdapat di dalam sel, kecuali di dalam inti sel dan
organel sel. Sitoplasma bersifat koloid yaitu tidak padat dan tidak cair.
Sitoplasma terikat pada permukaan luarnya oleh sebuah selaput yang disebut
plasmolema (selaput plasma) dan pada permukaan dalamnya, yang berbatasan dengan
vaakuola sentral, oleh selaput lain yang disebut tonoplas (selaput vakuola).
Plasmolema dan tonoplas sangat penting dalam fisiologi sel-sel karena sebagian
besar mengontrol pertukaran bahan antara sitoplasma dan ruang diluar sitoplasma
dan di dalam vakuola.
Retikulum endoplasma
merupakan perluasan membran yang saling berhubungan yang membentuk saluran
pipih atau lubang seperti tabung di dalam sitoplasma. Dalam pengamatan
mikroskop, retikulum endoplasma nampak seperti saluran berkelok-kelok dan jala
yang berongga-rongga yang berfungsi membantu gerakan subsatansi-subsatansi dari
satu bagian sel ke bagian sel lainnya. Dalam sel terdapat dua tipe retikulum
endoplasma (RE) yaitu Retikulum Endoplasma Kasar (REK) yang diselubungi oleh
Ribosom dan Retikulum Endoplasma Halus (REH) memiliki enzim-enzim pada
permukaannya yang berfungsi untuk sintesis lipid, glikogen dan persenyawaan
steroid seperti kolesterol, gliserida dan hormon.
Badan Golgi
adalah
sekelompok kantong (vesikula) pipih yang dikelilingi membran. Badan golgi pada
sel tumbuhan biasa disebut diktiosom yang dibangun oleh membran yang berbentuk
sisterna, tubulus dan vesikula. Fungsi badan golgi dalam sel yaitu :
1.
Membentuk kantong-kantong (vesikula) yang bersisi
enzim-enzim dan bahan lain untuk sekresi, terutama pada sel-sel kelenjar.
2.
Membentuk membran plasma
3.
Membentuk dinding sel
4.
Membentuk akrosom pada sel spermatozoa yang berisis
enzim untuk memecah dinding sel telur dan pembentukan lisosom.
Mitokondria
adalah organel sel penghasil energi sel. Mitokondria berfungsi menyintesis protein sendiri karena memiliki
DNA, RNA dan Ribosom. Mitokondria mempunyai dua lapisan membran, yaitu membran
luar memiliki permukaan halus dan membran dalam berlekuk-lekuk yang disebut
kista. Pada pembelahan sel, semua kitokondria membelah diri, setenganhnya
menuju ke sel anak yang satu dan setengahnya ke sela anak yang lain.
Mitokondria mengandung enzim-enzim untuk fosforilasi oksidatif dan sistem
transpor electron. Pada bagian membran dalam dihasilkan enzim pembuatn ATP dan
protein yang diperlukan untuk pernafasan antar sel. Membran dalam mitokondria
terbagi menjadi dua ruang yaitu :
1.Ruang intermembran yaitu ruangan diantara membran luar dan membran dalam.
2.Matriks mitokondria merupakan ruangan yang diselubungi oleh membran dalam
yang mengandung enzim untuk siklus Krebs dan oksidasi asam lemak.
Peroksisom dan glioksisom.
Peroksisom adalah kantong-kantong yang memiliki membran tunggal. Peroksisom
berisi berbagai enzim dan yang paling khas adalah enzim katalase. Fungsi enzim
tersebut adalah mengkatalisis perombakan hydrogen peroksida (H2O2).
Senyawa tersebut merupakan produk metabolisme sel yang berpotensi membahayakan
sel. Peroksisom juga berperan dalam perubahan lemak menjadi karbohidrat.
Glioksisom hanya terdapat pada sel tumbuhan mislnya pada lapisan aleuron biji
padi-padian . aleuron merupakan bentuk dari protein atau kristal yang terdapat
dlam vakuola. Glioksisom sering ditemukan pada jaringan penyimpan lemak dari
biji yang berkecambah. Gioksisom berisi enzim pengubah lemak menjadi gula.
Proses perubahan tersebut menghasilkan energi yang diperlukan dalam perkecambahan.
1.
Tipe Sel Tumbuhan
Sel Parenkim memiliki fungsi untuk menyokong berdirinya tumbuhan, sebagai
dasar bagi semua struktur dan fungsi tumbuhan. Sel parenkim memiliki dinding
primer yang tipis, dan sitoplasma yang sangat fungsional. Sel ini hidup saat
dewasa, dan bertanggung jawab terhadap fungsi biokimia.
Sel kolenkim adalah jaringan hidup, erat hubungannya
dengan parenkim, dan terspesialisasi sebagai penyokong dalam organ yang muda
yangtersusun sebagai berkas atau silinder dekat permukaan korteks pada batang
dan tangkai daun serta sepanjang tulang daun besar pada helai daun. Kolenkim
jarang ditemukan pada akar. Bentuk sel berkisar antara bentuk prisma hingga
bentuk memanjang. Dinding tidak menebal secara merata dan itu merupakan ciri
khasnya. Sel-sel parenkim tidak memiliki dinding sekunder dan lignin.
Sel sklerenkim berfungsi membentuk kumpulan sel yang berkesinambungan atau
berupa berkas yang ramping. Sklerenkim dapat berkembang dalam tubuh tumbuhan
primer ataupun sekunder. Dindingnya tebal, sekunder dan sering berlignin, dan
pada saat dewasa protoplasnya bisa hilang. Jaringan sklerenkim juga termasuk
tipe jaringan permanen sederhana. Ada dua tipe sel pada jaringan ini, yaitu,
serabut dan sklereida.
2.
Ciri – Ciri Sel Tumbuhan :
1. Memiliki dinding sel dan membran sel.
2. Umumnya memiliki plastid.
3. Tidak memiliki lisosom.
4. Tidak memiliki sentrosom.
5. Timbunan zat berupa pati.
6. Bentuk tetap.
7. Memiliki vakuola ukuran besar dan
banyak.
b. Sel
Pada Hewan
Sel hewan adalah
nama umum untuk sel eukariotik yang menyusun jaringan hewan. Sel hewan berbeda
dari sel tumbuhan, karena mereka tidak memiliki dinding sel, dan kloroplas, dan
biasanya mereka memiliki vakuola yang lebih kecil, bahkan tidak ada. Karena
tidak memiliki dinding sel yang keras, sel hewan bervariasi bentuknya. Sel manusia adalah salah
satu jenis sel hewan.
Bagain-Bagian
Sel Hewan Dan Fungsinya yaitu :
1. Membran Sel
Berfungsi untuk mengatur pertukaran zat, sebagai pelindung, tempat menerima
rangsang.
2. Nukleus
Berfungsi sebagai tempat pengendalian aktivitas sel, tempat AND yang berfungsi
sebagai faktor keturunan.
3. Retikulum
Endoplasma Berfungsi sebagai sintetis dan transportasi berbagai macam zat
kimia.
4. Kompleks
Golgi Berfungsi untuk merakit mikro molekul yang kaya karbohidrat.
5. Ribosom
Berfungsi sebagai tempat berlangsungnya sintesa protein.
6. Mitokondria Berfungsi sebagai tempat respirasi aerob.
7. Lisosom
Berfungsi sebagai tempat mencerna bahan-bahan dari luar sel dan bahan yang
tidak dipakai dari dalam sel.
8. Badan Mikro
Berfungsi mengandung enzim katalase dan oksidasi disebut perolisisum, yang
mengandung enzim untuk daun asam glioksiat disebut pada tumbuhan.
9. Sentrosom
Berfungsi sebagai peran dalam pembelahan sel yaitu pada pergerakan kromatin.
10 .Sentriol
Berfungsi untuk mengontrol pembentukan benang-benang gelondong selama
pembelahan sel.
Ciri – Ciri
Sel Hewan :
1.
Tidak
memiliki dinding sel
2.
Tidak
memiliki plastid
3.
Memiliki
lisosom
4.
Memiliki
sentrosom
5.
Timbunan zat
berupa lemak dan glikogen
6.
Bentuk tidak
tetap
7.
Pada hewan tertentu
memiliki vakuola, ukuran kecil, sedikit.
B. SEL MATI
adalah sel yang sudah tidak memiliki peranan dalam proses kelangsungan
kehidupan dan hanya berupa dinding sel. Pada sel mati tidak dijumpai adanya
organel-organel, di dalam sel hanya berupa ruangan kosong saja. Sel mati
sendiri asalnya dari sel hidup. Sel menjadi mati disebabkan karena berbagai
faktor.
Tentunya, antarasel hidup
dan sel mati mempunyai perbedaan dalam hal strukturnya. Contoh dari sel mati
adalah sel gabus yang bisa kita temukan pada batang ubi kayu. Di dalam sel
gabus, tidak lagi terdapat bagian atau komponen sel yang dapat mendukung kehidupan
sel. Hal ini tentunya berbeda dengan sel epidermis bawang merah (Allium Cepa) atau sel epidermis daun Canna sp. dan sel daun Hydrilla verticillata, yang merupakan
sel hidup. Dalam sel daun Hydrilla
verticillata dapat kita temukan aliran sitoplasma secara rotasi dan
sirkulasi yang menunjukkan aktivitas sel hidup. Antara sel hewan dan sel
tumbuhan juga terdapat perbedaan strukturnya. Ada bagian yang dimiliki sel
hewan namun tidak demikian dimiliki sel tumbuhan, begitu juga sebaliknya. Untuk
mendukung hal ini, dapat dilakukan pengamatan mikroskopis sel epidermis A. Cepa dan sel epitel pipi untuk
mengetahui struktur luar maupun struktur dalam sel.
1.
Struktur sel hidup adalah ruang sel yang berisi
nukleus, sitoplasma, dan antar selnya
dibatasi oleh dinding sel.
2.
Struktur sel mati adalah ruang sel yang di dalamnya
kosong karena organ-organ selnya telah mati dan mempunyai dinding sel untuk
membatasi sel satu dengan sel yang lainnya.
Teknik Aging (uji)
Pada saat pratikum kami menggunakan
bahan pewarna sebagai penanda dalam pratikum kami. Kami menggunakan blau dan
betadin sebagai bahan pewarna tersebut. Blau kami gunakan pada saat kami
mengamati sel hidup daun singkong muda sedangkan betadin kami gunakan untuk
mengamti sel mati gabus singkong.
1. Pengertian
Betadin
Betadine
adalah nama dari sebuah antiseptik yang tersedia bebas yang digunakan untuk
mengobati luka kecil pada mamalia. Betadine juga digunakan untuk mempersiapkan
kulit sebelum operasi, karena merupakan mikrobisida topikal kuat berspektrum
luas yang mengandung 10% povidon-iodin. Betadine adalah suatu zat kimia
(povidon iodin) yang mempunyai sifat antiseptik (membunuh kuman) baik bakteri
gram positif maupun negatif.Betadine digunakan dalam pengaturan rumah sakit
sebagai bagian dari rejimen untuk Post-exposure prophylaxis (PEP). Betadine
dapat digunakan secara topikal untuk infeksi permukaan rektum manusia (Drs.Yani,2011).
2.
Pengertian Blau
Blau punya
masa kejayaan di komplementer industri
sandang, untuk
memenuhi kebutuhan manusia akan penampilan dan kebersihan. Sebelum akhirnya
datanglah produk sejenisBayclin
(pemutih) untuk memutihkan seragamputihyang
warnanya mulai memudar dan juga produk sabun
cuci lainnya yang lebih mengekspos hasil putih yang lebih cemerlang, tentusangat kontra dengan khasiat blau untuk membuat seragamputihlebih cerah dengan menutup warna putihnya. Saat ini
blau masih beredar dengan beberapa merek dari industri rumahan di Jawa. Blau sudah
jarangdigunakan, kalau boleh dikatakan tidak ada lagi yang berminat menggunakannya di perkotaan,
mungkin hanya ibu-ibu di perdesaan yang masih setia menggunakannya. Namun
demikian masih ada sejumlah toko dan kios yang masih memperdagangkannya,
mungkin hingga menunggu saat blau menghilang dari rak-rak toko dan kios (Didik,
2008).
BAB
III
METODOLOGI
PENULISAN
A. Waktu
Dan Tempat
a. Waktu
Paratikum
ini dilakukan pada:
Hari : Jumat
Tanggal
: 30 Oktober 2015-11-04
Jam : 09.45- 12.00 WIB
b. Tempat
Pratikum
ini dilakukan di laboratorium UNKA Sintang
B. Alat Dan Bahan Pratikum
a. Alat
:
1. Mikroskop
2. Gelas
Reaksi
3. Batang
Pengaduk
4. Pentridish
5. Pipet
Tetes
6. Gelas
Ukur 25 Ml
7. Pisau
Mini / Scaple
8. Tisue
9. Kaca
Preparat
10.
Kaca Kecil / Cover Glass
b. Bahan:
1. Air
2. Blue
3. Betadine
4. Daun
singkong
C. Cara
Kerja
a. PengamatanSelHidup
1. Persiapkan
alat dan bahan pratikum terlebih dahulu
2. Ambildaunsingkongmudaatau bagian pucuknya lalusayat tipis bagianbawahdaunmenggunakanscapele.
3.
Letakansayatandaun
(sempel) tersebutpadakacapenampang
4.
Kemudian masukanYodium dan
bluesatusendok, dan air 5
ml, setelahitubahantersebutdimasukkankedalamtabungreaksikemudianlarutan
tersebut di aduksampaihomogen.
5.
Setelahitudaunsingkong
yang telah siapkan di iris tipis
sampaikecilmenggunakanscaplekemudian di letakkan di ataskacapreparat.
6.
SebelumditutupdenganOver
glass, sampeldaunsingkongterlebihdahulu di teteskandenganbahan yang sudah di
homogenkandansetelahitubaruditutupdengan over glass.
7.
Letakkanpadamejabendamikroskop,
setelahituamatidenganmenggunakanmikroskop.
8. Kemudian Nampak selnya di lihatmelaluilensaokuler,
setelahitu di foto dan beri keterangan pada sel yang kita amati
b. PengamatanSelMati
1. Persiapkan
alat dan bahan pratikum terlebih dahulu
2. Sayatlah gabus dari singkong dengan mengguakan silet. Ambil bagian yang
paling tipis yang berwarna putih berada ditengah tengah dengan menggunakan
pinset.
3. Kemudian
letakkan pada kaper gelas dan tetesi dengan betadine dengan menggunakan pipet
tetes.
4. Tutuplah
secara hati-hati kaper gelas dengan kaca preparat, pastikan tidak ada gelembung
pada gabus singkong yang telah di tutup oleh kaca preparat.
5. Pasanglah
preparat tersebut pada meja benda mikroskop.
6. Kemudian
amati dengan perbesaran kecil kemudian perbesaran besar.
7.
Setelah itu foto hasilnya dan berilah keterangan pada
bagian-bagian sel yang diamati.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
1. Sel
Hidup
2. Sel
Mati
B.
PEMBAHASAN
1.
Sel Hidup
Berdasarkan hasil
pengamatan kami tentang sel hidup yaitu pada daun singkong muda yang telah kami
iris atau potong kecil dengan menggunakan scapell kemudian sempel atau daun
singkong tersebut kami campurkan dengan menggunakan larutan yang sudah kami
homogenkan yaitu blau dengan menggunakan pipet tetes kemudian daun singkong tersebut kami masukan
kedalam kaca prevarat dan kami lapisi dengan menggunakan over glass setelah itu
baru kami masukan ke mikroskop dan kami teliti teryata selhidup yang ada pada
daun singkong memiliki filamen dan sekat yang menghubungkan filamen filamen
yang ada dan juga terdapat vakuola. setalah terlihat hasilnya atau sel pada
bahan yang kami uji kemudian kami foto sel yang nampak tersebut hasilnya bisa
kita lihat pada gambar yang ada diatas.
2. Sel
Mati
Berdasarkan hasil pengamatan kami
yaitu tentang sel mati kami menggunakan batang singkong setelah itu kami
menggambil sel gabus yang ada pada batang singkong tersebut kami iris tipis
dengan menggunakan scempel yang telah kami siapkan kemudian kami simpan kedalam
kaca prevarat setelah kami teteskan dengan menggunakan betadine setelah itu
kami tutup sel gabus singkong tersebut dengan menggunakan over glass dan kami
masukan bahan yang akan kami uji tersebut yaitu sel gabus kedalam mikroskop
teryata setelah diteliti sel gabus tersebut berbentuk segi enam atau segi lima
dan bewarna kecoklatan bentuk sel gabus tersebut pun seperti gelembung
gelembung. Dan teryata setelah kami teliti letak antara selnya sangat rapat,
sel gabus tidak memiliki isi jadi, pada sel gabus singkong tidak memiliki isi
tetapi memiliki dinding sel oleh sebab itu sel gabus singkong dikatakan sel
mati.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat kami simpulkan teryata sel hidup dan sel mati memiliki struktur dan bentuk yang berbeda. Didalam sel hidup teryata terdapat filamen filamen yang banyak dan vakuola serta sekat yang menghubungkan antara filamen yang satu dengan filasmen yang lainnya. Sedangkan sel mati yang kami amati yaitu pada sel gabus teryata sel mati tersebut hanya memiliki dinding sel yang ada tetapi didalam sel gabus tersebut tidak memiliki isi. Oleh sebab itu, sel gabus ini dikatakan sel mati.
B. Saran
Semoga dengan
adanya pratikum yang telah kita lakukan ini, diharapkan kepada mahasiswa untuk
bisa menjaga dan mengenal alat-alat yang ada dilaboratorium, serta kita harus
memperhatikan alat dan bahan yang akan kita uji cobakan atau untuk kita
melakukan praktek, karena bahan dan alat
harus dalam keaadaan yang seteril atau bersih, agar tidak terkontaminasi
dengan bahan-bahan lain yang berbahaya. Jadi sebelum kita melakukan pratikum kita
harus tau alat dan bahan yang akan kita gunakan, agar pratikumnya berjalan
dengan lancar dan mendapatkan hasil yang baik. Dalam melakukan penelitian kita
juga harus teliti agar hasil yang kita dapatkan akurat, dan kita tidak perlu
mengulang pratikum kembali.
DAFTAR
PUSTAKA
. Campbell,
Reece – Mitchell. 2002. Biologi. Erlangga : Jakarta
Sutrian, Yayan. 1992. Pengantar Anatomi
Tumbuh-Tumbuhan. Tentang Sel &
Jaringan. Rineka Cipta : Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar